LAPORAN
RESMI PRAKTIKUM
OPERASI
TEKNIK KIMIA
NOMOR DAN
NAMA PRAKTIKUM
PEMBUATAN
MINYAK KEMIRI
DISUSUN OLEH :
NAMA : SITI NURJANAH
NOMER : 23 / 16249
JURUSAN : KIMIA INDUSTRI B
NAMA : SITI NURJANAH
NOMER : 23 / 16249
JURUSAN : KIMIA INDUSTRI B
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM
OPERASI TEKNIK KIMIA
I.
PERCOBAAN
Pembuatan Minyak Kemiri
II. TUJUAN
1. Siswa dapat mengetahui cara pembuatan
minyak kemiri
2. Siswa dapat membuat minyak kemiri
dengan metode soxhlet
III. LANDASAN TEORI
Minyak
adalah istilah umum untuk semua cairan organikyang tidak larut atau bercampur
dengan air, tetapi larut dalam pelarut organik. Minyak adalah salah satu
kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat
di alam, serta tidak larut pada air, larut dalam pelarut organik non – polar, misalnya dietil eter( C2H5OC2H5), benzene dan
hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama. Jadi minyak juga merupakan senyawa
ester.
Ekstraksi
adalah proses pemisahan suatu zat ke dalam komponen –
komponennya berdasarkan perbedaan kelarutannya dengan menggunakan zat pelarut
atau solven sebagai pemisah atau “ separating agent” dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut
yang tidak bercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satunpelarut ke
pelarut yang lain. Apabila komponen yang dipisahhkan berada dalam fase padat,
maka proses tersebut dinamakan pelindihan atau ”LEACHING”, sedangkan istilah “ EKSTRAKSI” umum dipakai jika soluter berada dalam fase cair.
Distilasi
merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan titik didih atau titik
cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam proses
destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan
dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini
maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin.
Proses distilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu
pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam
dinding (bagian luar kondensor), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali
cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan
seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut
Sedangkan,
minyak kemiri sendiri adalah minyak nabati berbentuk cair karena mengandung
sejumlah asam lemak tidak jenuh sebagai berikut :
IV.
ALAT
DAN BAHAN
A. Alat :
1. Hotplate
2. Statif dan Klem
3. Labu Alas Bulat
4. Selang
5. Seperangkat alat distilasi
6. Soxhlet
7. Erlenmeyer
8. Gelas kimia
9. Dudukan
10. Reflux
11. Termometer
B. Bahan :
1. Biji kemiri
2. N-heksan
3. Batu didih
4. Kertas saring
V. CARA KERJA
A. Ekstrasi dengan metode soxhlet
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. 100 gr biji kemiri yang telah diiris
tipis ditimbang, kemudian dibungkus dengan kertas saring.
3. Biji kemiri yang telah dibungkus
dimasukkan kedalam soxhlet dengan alat ekstrasi yang sudah dipasang.
4. Dipanaskan dengan suhu maximal (540OC)
selama 2 jam.
5. Setelah 2 jam dihasilkan cairan
berwarna agak kekuningan lalu dilakukan distilasi.
B. Distilasi Hasil Ekstrasi
1. Alat dan bahan distilasi disiapkan.
2. Cairan yang telah dihasilkan pada
proses ekstrasi dilakukan pemanasan dengan metode distilasi untuk memisahkan
minyak dengan n-heksan.
3. Pemanasan dilakukan dengan suhu
maximal sampai suhu didalam alat distilasi mencapai 70OC keatas.
4. Setelah itu minyak dengan n-heksan
sudah terpisah.
5. Minyak yang dihasilkan kemudian
dioven dengan suhu 100OC untuk menghilangkan sisa-sisa n-heksan yang
ada.
6. Minyak kemiri yang dihasilkan sudah
berupa minyak murni.
VI. DATA HASIL PERCOBAAN
A. Pada proses ekstrasi, dihasilkan :
·
Cairan
berwarna agak kuning yang merupakan campuran n-heksan dengan minyak kemiri.
B. Pada proses distilasi, dihasilkan :
·
Sisa
N-hexane yang keluar adalah 175 mL
·
Minyak
kemiri murni yang berwarna bening kekuning-kuningan
·
Memiliki
bau menyengat kemiri
·
Minyak
yang dihasilkan 32 ml
Keterangan :
ü Biji kemiri diiris tipis-tipis agar
minyak cepat / mudah keluar
ü Pemanasan pada proses distilasi
dimatikan pada saat suhu diatas 70OC karena pada suhu tersebut
menandakan bahwa n-heksan sudah tidak ada
ü Titik didih n-heksan kurang dari 70OC
ü Pengovenan setelah distilasi
ditujukan untuk menghilangkan sisa-sisa n-heksan
ü Bungkusan biji kemiri tidak boleh
melebihi batas tabung kecil pada soxhlet.
VII. ANALISIS DATA
Pelarut (s) = M--->Mp = p
. v
= 0, 6548 .
300
= 196, 44
gr
Minyak Kemiri--->
Mk = p . v
= 32 . 0, 9126
= 29,
2032 g
Massa Raffinat = F – Mk
=
75 gr – 29, 2032 gr
=
45, 7968 gr
Massa Minyak Kemiri yang terbawa bersama raffinat
= Xf . F – Mk
= 0, 66 . 75 . 29, 2032
= 20, 2968 gr
Rendemen Produksi Minyak Kemiri
= Mk . 100 %
F . 100 %
= 29, 2032 . 100 %
0,66 . 75
= 58, 99 %
Rendemen Produksi Minyak Kemiri terhadap Massa Umpan
= Mk . 100 %
F
= 29, 2032 . 100 %
75
= 38, 94 %
Persen Mk dalam raffinat
= Xf . F – Mk x 100 %
F – Mk
= 0,66 . 75 – 29,2032 x 100 %
75 – 29,2032
= 20, 2968 x 100 %
45, 7968
= 44, 3193 %
NERACA MASSA
Diketahui :
S --->Massa Pelarut ( N-hexane ) =
196,44 gr
F--->Massa Umpan ( Biji Kemiri ) =
75 gr
R--->Massa Raffinat ( Biji Kemiri
yg sudah diambil ekstraknya ) = 45, 7968 gr = 45,8 gr
D ---> Distilat ( Sisa Distilasi
berupa N-hexan ) 175 mL
Ditanya : Tabel neraca massa?
Jawab :
“ Tahap Ekstraksi ”
E---> Ekstrak ( Hasil Proses
Ekstraksi )
Masuk = Keluar
F + S = R + E
75 + 196,44 = 45,80 + E
E = 75 + 196,44 – 45,80
E = 225,64 gr
“ Tahap Distilasi ”
VolD = 175 mL ------- D =
M
P = M / v
M = p . v
M = 0,6548 . 175
D = 114,59 gr ( Massa n-hexane yang
keluar )
H---> Hasil Proses Distilasi yang
akan dilanjutkan pada pengovenan
Masuk = Keluar
E = D + H
225,64 = 114,59 + H
H = 225,64 – 114,59
H = 111,05 gr
“ Tahap Pengovenan ”
N ---> N-hexane yang menguap saat
pemanasan pada oven
Masuk = Keluar
H = N + Mk
111,05 = N + 29,2032
N = 111,05 – 29,2032
N = 81,8468 gr
N = 81,85 gr
Tabel Neraca Massa
proses pembuatan Minyak Kemiri
Penyusun
|
Masuk
|
Keluar
|
|||
Tahap Ekstraksi
|
Tahap Destilasi
|
Tahap Oven
|
Keluar Destilasi
|
Keluar Oven
|
|
n-hexane
|
196,44
|
0
|
0
|
114,59
|
81,85
|
Biji Kemiri
|
75
|
45,80
|
29,20
(Sebagai Minyak)
|
||
Jumlah
|
271,44
|
271,44
|
BEP ( Perkiraan Harga Jual )
a) Biaya
Tetap
Hotplate : Rp. 2.000
Statif + klem : Rp. 500
Labu alas
datar / bulat : Rp. 1.000
Selang : Rp. 200
Seperangkat
alat destilasi : Rp. 2.000
Soxhlet :
Rp. 2.000
Erlenmeyer : Rp. 300
Gelas Kimia : Rp. 300
Dudukan : Rp. 100
Reflux :
Rp. 2.000
Termometer : Rp. 100 +
:
Rp. 10.500 /hari
= Rp. 315.000/bulan
= Rp. 315.000/bulan
Sewa
tempat = Rp. 1.500.000/bulan +
= Rp. 1.815.000/bulan
b) Biaya Tidak Tetap
Biji Kemiri : Rp. 5.000
N-hexan : Rp. 10.000
Batu Didih : Rp. 500
Kertas
Saring :
Rp. 2.000
+
:
Rp. 17.500/hari
= Rp. 525.000 /bulan
= Rp. 525.000 /bulan
Pengemasan = Rp 5.000
c) Biaya Tenaga
Karyawan :
@1.600.000 / bulan x 1 orang = Rp.1.600.000
Promosi : Rp. 100.000/bulan
d) Biaya Produksi
Rp. 1.600.000
+ 100.000 + 1.815.000 + 530.000 = Rp. 4.045.000 /bulan
Hasil Minyak
Kemiri = 32 mL/hari x 30 = 960 ml/bulan
Harga Minyak
Kemiri = @Rp 10.000
Keuntungan =
( 10.000 x 960 botol ) – ( Rp 4.045.000 )
= Rp 9.600.000 – 4.045.000
=
Rp. 5.550.000
BEP Produksi = Total Biaya / Total Penjualan
= Rp. 4.045.000 / 10.000
= 404,5 unit
BEP Harga = Total Biaya / Total Produksi
= Rp. 4.045.000 / 960
= Rp. 4.213,542
VIII.
PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil percobaan dan analisis data dapat kita ketahui bahwa dalam
ekstraksi atau pembuatan minyak kemiri dengan metode soxhlet ini memiliki
banyak keuntungan selain penggunaannya yang sederhana dan mudah juga dapat
menghasilkan minyak kemiri lebih banyak dibanding metode modern yang lainnya.
Dalam percobaan ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti dalam
penentuan suhu yang baik, pemotongan buah kemiri, pembungkusan buah kemiri
dengan kertas saring, pemasangan alat yang benar dan tepat, juga ketelitian
dalam melakukan proses ekstrasi maupun destilasi.
Pada percobaan ini ada 2 proses yang dilakukan yaitu
proses ekstrasi dengan soxhlet dan proses destilasi, pada proses ekstraksi
hasil berupa cairan berwarna agak kekuningan yang merupakan campuran/larutan
n-hexane dan minyak kemiri yang didapat. Pada proses ekstraksi sebernarnya
diperbolehkan lebih dari 2 jam untuk mendapatkan hasil ekstraksi/minyak yang
lebih maksimal. Setelah dilakukan ekstrasi, hasil yang didapat kemudian
dilakukan proses destilasi sederhana untuk memisahkan kandungan minyak dengan
n-heksan. Pada proses destilasi didapatkan 2 hasil yaitu air dan minyak kemiri.
Minyak kemiri yang telah didapat merupakan minyak kemiri murni dan memiliki bau
menyengat khas kemiri.
Dalam percobaan ini buah kemiri yang digunakan adalah
75 gr dengan pelarut n-hexane 300ml yang memiliki massa jenis 0,6548 gr/ml.
Minyak kemiri yang didapat adalah 32 ml dengan massa jenis 0,9126 gr/ml
sehingga didapat massa minyak sebanyak 29,2032 gr, massa raffinat sebanyak
45,7968 gr. Dengan Xf sebesar 0,66 didapat massa minyak kemiri yang terbawa
bersama raffinat sebanyak 20, 2968 gr, rendemen produksi minyak kemiri sebesar
59 % , rendemen produksi minyak kemiri terhadap umpan sebesar 38,94 %, dan
persen minyak kemiri(mk) dalam raffinat sebesar 44,3193 %.
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil percobaan, analisis data dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa ektraksi/ pembuatan minyak kemiri dengan
metode soxhlet memiliki keuntungan yang lebih banyak dibanding dengan metode
modern yang lain, namun ekstraksi dengan metode ini juga dibutuhkan ketelitiaan
dan kehati-hatian.
Pada percobaan ini digunakan umpan sebanyak 75 gr
dengan pelarut n-hexane 300 ml yang memiliki massa jenis 0,6548 gr/ml, sehingga
menghasilkan minyak kemiri sebanyak 32 ml dengan massa jenis 0,9126 gr/ml,
massa minyak sebanyak 29,2032 gr. Dengan Xf sebesar 0,66 didapat massa minyak
kemiri yang terbawa bersama raffian sebanyak 20, 2968 gr, rendemen produksi
minyak kemiri sebesar 59 % , rendemen produksi minyak kemiri terhadap umpan
sebesar 38,94 %, dan persen minyak kemiri (mk) dalam raffinat sebesar 44,3193
%.
X. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN GAMBAR
Bahan Praktikum ( Kemiri )
Proses Destilasi
I